Dalam satu masa yang lain, diri aku dah punah berkecai.
Aku sarungkan t-kolar coklatnya ke badan.
Aku sarungkan cincin hadiahnya ke jari.
Aku sarungkan rantai pemberiannya ke leher.
Termangu aku seketika.
Melihat kesemua 240 gambar dan video.
Lantas aku menyeka cecair mata yang berlumba turun.
Aku berpaut pada.
Kayu, sampai patah.
Besi, sampai remuk.
Betapa kekuatan luntur dan tak tahu di mana lagi perlu aku berdiri.
Hikmah yang baik.
Tapi takdir yang pedih ditempuh dulu.
Langsung pudar segala rasa.
Puas aku luahkan
Lelah aku keluarkan
Sampai penat
Sampai hilang daya
Tak ada satu yang membantu.
Dalam dongengan,
Aku lah sang puteri.
Yang malang tak tergambar.
Yang tak punya apa.
Senang-senang biar hati ditikam.
Dirobek.
Dicabul.
Sampai hati aku kosong.
Tak berisi lagi.
Aku tak pernah ambil pusing,
Kalau orang persoal.
Kalau orang mencuriga.
Kalau orang menduga.
Aku yakin dengan hati sendiri.
Yang sekarang dan tak sempurna rupanya.
Bertampal-bergam.
Tapi masih sama isinya.
Yang berbaki.
Wuhoo theres